Sandal Misterius
Ceritanya mau
nyore, bukber di luar, manjain lidah. Hujan sih, tapi tetap lanjut pake go-car walaupun cuma berdua...
Belum setengah
perjalanan, tapi 'sholawatan' sudah
terdengar menggema di mesjid".
"Agak cepet
ya bang, kita ngejar waktu magrib"
"Ok, puasa
ya mbak?"
"Insya
Allah"
Sesampainya di
tujuan,
"Berhenti di depan
aja bang"
"Ok"
Celangak celinguk,
"Kok kayanya bukan
ini ya?"
"Emang bukan"
"Trus tujuan kita
dimana? Kelewat ya?"
"Iya, yuk batalin
dulu aja"
Masuk alfamart,
ngantri, minuman yang diambil langsung diseruput sebelum dibayar.
Lanjut ke tempat tujuan, sesampainya di tujuan (angkringan ), makan dulu, belum sholat.
Lanjut ke tempat tujuan, sesampainya di tujuan (angkringan ), makan dulu, belum sholat.
"Sebentar, saya
bungkuskan titipan dulu."
Ambil makanan yang
sudah di-list, tiba-tiba;
"Mbak, berapa ya
mbak?" Sambil menunjukkan belanjaannya
"Oh, maaf mbak.
Saya bukan penjualnya."
Tengok kanan, saling
tatap, ngakak (dikira penjaga angkringan
)
Sudah cukup, nyari
mesjid, tanya-tanya;
"Bang, masjid
terdekat dari sini dimana ya?"
"Di depan sini ada
2 mesjid terdekat, yang paling dekat letaknya di sebelah kanan, tp itu mesjid yang
dikelola oleh organisasi Islam (disebutin), ada lagi setelah itu di sebelah
kiri."
*mikir
*mikir
"Di perumahan sini
juga ada, ke dalem sedikit" lanjut si bapak penunjuk arah
"Oh ya sudah, kita kesitu aja. Terimakasih
pak"
Di gerbang perumahan
"Permisi, pak. Mau
numpang sholat di dalem mesjid sana."
"Silahkan"
(dengan senyum yang menakutkan)
Sesampainya di mesjid,
"Alhamdulillah,
ada mukena. Yuk, wudhu. Tapi kok banyak sendal yah?"
"Mungkin sendal
itu milik orang-orang di depan sana."
"Depan mana, di
dalem mesjid ini tidak terlihat orang satu pun."
"Yang bener
sih?"
"Hayu, liat aja ke
depan"
Tengok kanan-kiri,
depan-belakang, battah tidak ada
satupun batang hidung yang terlihat, bahkan suara pun tidak terdengar, sunyi,
sepi. Milik siapakah gerangan sendal sebanyak itu? Hihi, menyeramkan...
Komentar
Posting Komentar