Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Analogi Jodoh

Bagi saya, jodoh itu kayak barang langka, saya hampir menyerah untuk mencarinya. Jadi ingat dulu ketika mencari manuskrip, barang langka berupa naskah yang harus berusia minimal 50 tahun sebelum masa yang sedang dilalui. Pencarian manuskrip ini adalah tugas akhir dari mata kuliah filologi. Mahasiswa yang sudah mendapatkan manuskrip, diminta untuk mendeskripsikannya. Dosen memastikan hal ini di setiap pertemuan, dengan memanggil mahasiswa satu per satu ke depan menghadap beliau. Hampir seluruh mahasiswa sudah memegang manuskrip bahkan ada yang mulai menyusun deskripsi, kecuali saya. Saya maju dengan tangan kosong, belum ada manuskrip apalagi deskripsi. Saya kesulitan mencari manuskrip. Dosen ybs tidak mau tahu, bagaimanapun caranya, manuskrip harus sudah saya genggam di pertemuan berikutnya. Kalau tidak, ketegasan beliau bisa-bisa menghapuskan nama saya dari list lolos pada mata kuliah filologi di semester tujuh. Gak kebayang, kalau tidak lolos, artinya ikutan SP di semester depan.

ALLAH SELALU ONLINE

Oleh: Siti Mulyani Aku tak sanggup jika aku tak pulang di liburan mid semester ini. Kataku kepada rekan kerja sebelum kami memutuskan tanggal untuk liburan bersama. Aku mengusulkan agar liburan dilaksanakan langsung pasca pembagian raport mid semester. Akhirnya usulanku disetujui. Kami memilih area puncak sebagai destinasi wisata. Saat itu sudah memasuki awal Maret. Kami berangkat dengan hati yang senantiasa meminta perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari pandemik covid-19 yang sudah dikonfirmasi kasusnya di Indonesia pada bulan lalu. Tempat wisata di daerah puncak saat itu masih tergolong ramai, hotel masih menerima tamu yang akan menginap, tempat makan favorit masih padat, bahkan di malam harinya kami masih bisa mengunjungi kafe yang juga ramai pengunjung. Wajar saja pemandangan seperti itu masih bisa kusaksikan, karena kasus yang terkonfirmasi letaknya cukup jauh dari lokasi yang kami kunjungi, meski segala sesuatu tidak ada yang tidak mungkin terjadi jika sudah atas kehe

Tawakal kepada Allah

Tawakal secara bahasa berarti memasrahkan atau mewakilkan. Secara istilah, tawakal itu sendiri bisa dikatakan sebagai berserah diri, memasrahkan segala apa yang diinginkan berupa hasil dari sebuah usaha/tindakan. Kepada siapa sesuatu itu dipasrahkan? Kepada siapa lagi jika bukan kepada Allah. Namun pasrah yang dimaksud dalam makna tawakal ini bukanlah pasrah dalam artian berdiam diri dan menyerah. Ada komponen lain yang harus dilewati sebelum bertawakal, yaitu usaha dan doa. Usaha memang sangat diperlukan untuk mencapai sesuatu. Hal ini sebetulnya sudah terlatih sejak kita kecil bahkan sejak kita masih di dalam ayunan. Dulu kita tidak sadar, tapi kita bisa memperhatikan bayi di sekitar kita. Saat seorang bayi itu lapar, maka bayi akan berteriak menangis, lalu seorang ibu dengan instingnya memberikan asupan kepada bayi dan seketika tangisan itu berhenti. Asupan adalah satu hal yang diinginkan oleh bayi untuk mencapainya. Usaha seorang bayi untuk mendapatkan asupan adalah dengan mena